Selasa, 25 Maret 2008

Classroom Action Research




Biasanya dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat ia mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran.



Guru dapat merencanakan perubahan di kelasnya sendiri untuk memperbaiki kualitas pembelajarannya. misalnya :



  • Meningkatkan ketepatan waktu/disiplin siswa dalam pembelajaran
  • Merangsang anak untuk berani bertanya dalam KBM
  • Mengatasi kesulitan siswa dalam pokok bahasan yang dinggap berat (matematika-fisika)
  • Menumbuhkan kebetahan dan kenyamanan siswa dalam belajar sejarah di perpustakaan

Berapa lama PTK dilakukan? PTK dilakukan sampai tujuan kita tercapai. Berapa Biayanya? Tergantung dari PTK yang kita lakukan. Pemerintah sudah menyiapkan dana untuk PTK, karena itu kita dapat mengajukan proposal PTK . Silahkan buka http://www.ktiguru.org/

Contoh Rumusan Masalah PTK :
Apakah dengan metode partisipatif minat siswa kelas II terhadap pembelajaran IPS menjadi tinggi? Dirinci menjadi :
  • Apakah diskusi partisipatif dapat mendorong siswa untuk belajar lebih bersemangat?
  • Apakah siswa bersungguh-sungguh dalam berbicara ketika melaporkan/ mempresentasikan hasil diskusi?
  • Apakah siswa dapat menguasai materi dengan baik setelah mengikuti pembelajaran dengan metode diskusi partisipatif?
  • Bagaimana persepsi siswa terhadap metode diskusi partispatif?

Monitoring PTK

  • Perubahan apa saja yang telah terjadi dalam proses?
  • Perubahan apa saja yang telah terjadi dalam hasil belajar?
Model-Model Penelitian Tindakan Kelas

Secara informal, di kelas atau di mana saja, kita sering melakukan penelitian untuk memutuskan suatu tindakan tertentu. Penelitian sederhana dan singkat ini dilakukan agar kita dapat mendapat suatu hasil yang baik dan memuaskan. Hanya saja penelitian tersebut kita laksanakan secara tidak terencana dan bersifat coba-coba. Di kelas, guru sering melakukan penelitian informal terhadap dinamika proses pembelajaran yang dijalankannya. Kemudian berdasarkan situasi yang berkembang, dicoba diupayakan suatu tindakan agar siswa lebih mampu menyerap pelajaran dengan baik. Efektif dan efisien. Penelitian yang demikian itu tentu saja tidak didasarkan pada suatu pendekatan atau model tertentu yang suda baku. Namun demikian, dalam batasan tertentu, mampu menghasilkan kepuasan profesional.

A. Model-Model Penelitian Tindakan Kelas


Sebelum dibicarakan masalah pengembangan desain yang dapat disusun untuk implementasi penelitian tindakan kelas (PTK) terlebih dahulu akan dikemukakan model-model atau desain-desain penelitian tindakan yang selama ini digunakan. Hal ini dimaksudkan agar wawasan kita menjadi lebih luas dan karena dengan diketahui berbagai design model penelitian tindakan, design yang dikebangkan akan menjadi lebih jelas dan terarah.


Pada prinsipnya diterapkan PTK atau CAR (Classroom Action Research) dimaksudkan untuk mengatasi suatu permasalahan yang terdapat didalam kelas. Sebagai salah satu penelitian yang dimaksudkan untuk mengatasi suatu permasalahan yang terdapat di dalam kelas, menyebabkan terdapatnya beberapa model atau design yang dapat diterapkan.
Design-design tersebut diantaranya :
1). Model Kurt Lewin,
2). Model Kemmis Mc Taggart,
3). Model John Elliot,
4). Model Hopkins,
5). Model McKernan.



1. Design Penelitian Tindakan Model Kurt Lewin


Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model penelitian tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian, karena dialah yang pertama kali memperkenalkan Action Research atau penelitian tindakan.Konsep pokok penelitian tindakan Model Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu ; a) perencanaan (planning), b) tindakan (acting), c) pengamatan (observing), dan d) refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut:

2. Design PTK Model Kemmis & McTaggart

Model Kemmis & McTaggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin sebagaimana yang diutarakan di atas. Hanya saja, komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara implementasi acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan haruslah dilakukan dalam satu kesatuan waktu, begitu berlangsungnya suatu tindakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan. Untuk lebih tepatnya, berikut ini dikemukakan bentuk designnya (Kemmis & McTaggart, 1990:14).
Apabila dicermati, model yang dikemukakan oleh Kemmis & McTaggart pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu ; perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada kesempatan ini adalah suatu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pada gambar diatas, tampak bahwa didalamnya terdiri dari dua perangkat komponen yang dapat dikatakan sebagai dua siklus. Untuk pelaksanaan sesungguhnya, jumlah siklus sangat bergantung kepada permasalahan yang perlu diselesaikan.


Validasi Hipotesis

Dengan menggunakan teknik yang sesuai :
  1. Saturasi = apakah tidak ditemukan lagi data tambahan
  2. Triangulasi = informasi "segitiga"


Usulan penelitian

  • Judul
  • Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian
  • Kerangka teoritik dan hipotesis tindakan
  • Rancangan penelitian yang terdiri dari setting penelitian dan latar belakang subyek penelitian
  • Rencana tindakan yang meliputi : perencanaan (skenario tindakan, pengadaan alat, personel)
  • Analisis dan refleksi
  • Rencana anggaran
  • Jadwal penelitian
  • Daftar pustaka
  • Lampiran dan lain-lain yang dianggap perlu



Tidak ada komentar: